WASHINGTON,
KOMPAS.com — Pemimpin senior Al Qaeda tersisa
satu. Itulah judul artikel Peter Bergen, penulis buku Manhunt: The
Ten-Year Search for bin Laden, From 9/11 to Abbottabad di CNN.com,
Rabu (6/6/2012).
Artikel
itu muncul menyusul beredarnya berita bahwa Abu Yahya Al Libi, orang nomor dua
dalam jaringan teroris Al Qaeda, dipastikan tewas dalam serangan pesawat tak
berawak CIA di wilayah suku Pakistan di sepanjang perbatasan Afganistan pada
Senin pagi. Berdasarkan
hitungan New America Foundation, sebuah lembaga think tank non-partisan
di mana Bergen menjabat sebagai direktur, pada masa Presiden Barack Obama,
serangan drone (pesawat tak berawak) CIA telah menewaskan 15 orang yang
berperan sangat penting dalam jaringan Al Qaeda. New America Foundation juga
mencatat, pada periode Presiden George W Bush, yang memiliki otorisasi serangan
dengan menggunakan drone, sebanyak 16 tokoh penting Al Qaeda tewas di
Pakistan.
Akibatnya,
kata Bergen yang mengutip para pejabat senior kontraterorisme AS, sekarang ini
tinggal satu pemimpin di Al Qaeda. Dia adalah Ayman Al Zawahiri, seorang dokter
bedah asal Mesir yang mudah naik pitam. Zawahiri menjadi pemimpin kelompok itu
setelah kematian pendirinya, Osama bin Laden, dalam serangan Navy SEAL AS di
Pakistan pada Mei 2011.
Zawahiri, kiranya, sangat menyadari akhir nasib begitu banyak rekan-rekan lamanya di Al Qaeda. Dia akan mengerahkan energi yang cukup untuk tidak berakhir seperti mereka—ditembak mati pesawat tak berawak CIA, jika dia juga bersembunyi di daerah suku Pakistan, lokasi serangan drone belakangan itu terkonsentrasi.
Zawahiri, kiranya, sangat menyadari akhir nasib begitu banyak rekan-rekan lamanya di Al Qaeda. Dia akan mengerahkan energi yang cukup untuk tidak berakhir seperti mereka—ditembak mati pesawat tak berawak CIA, jika dia juga bersembunyi di daerah suku Pakistan, lokasi serangan drone belakangan itu terkonsentrasi.
Padahal,
kata Bergen, Zawahiri juga menghadapi tugas yang hampir mustahil, yaitu
melanjutkan misi utama Al Qaeda: menyerang Amerika Serikat, atau mengalahkan
salah satu sekutu dekatnya.
Al Qaeda sudah tidak melakukan sebuah serangan yang sukses di Barat sejak terakhir mengebom sistem transportasi London pada 7 Juli 2005. Dan, tentu saja, kelompok itu tidak berhasil menyerang Amerika Serikat selama lebih dari satu dekade.
Al Qaeda sudah tidak melakukan sebuah serangan yang sukses di Barat sejak terakhir mengebom sistem transportasi London pada 7 Juli 2005. Dan, tentu saja, kelompok itu tidak berhasil menyerang Amerika Serikat selama lebih dari satu dekade.
Namun, afiliasi-afiliasi regional kelompok itu masih menebar ancaman. Yang paling berbahaya dari semua yang ada adalah Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) yang berbasis di Yaman. AQAP-lah yang telah berupaya mengebom pesawat Northwest bernomor penerbangan 253 di Detroit pada Hari Natal 2009 melalui seorang warga Nigeria. Pelaku menyembunyikan bom yang sulit dideteksi di celana dalamnya. AQAP juga yang menyelundupkan bom dalam cartridge printer ke pesawat kargo menuju Amerika Serikat pada Oktober 2010.
Bulan
lalu muncul berita bahwa seorang mata-mata telah menembus jaringan AQAP.
Mata-mata itu telah mengungkap adanya generasi baru bom pakaian dalam yang
dirancang para pembuat bom kelompok tersebut. Bom generasi baru itu sengaja
dirancang untuk merontokkan pesawat jet komersial. Namun,
semua rencana AQAP untuk merontokkan pesawat komersial gagal.
Menurut Bergen, beberapa orang mungkin menyatakan bahwa walau Al Qaeda sebagai organisasi mungkin pada dasarnya sudah mati, tetapi ideologinya terus menyebar dan mengilhami "para serigala kesepian" untuk menyerang Amerika Serikat. New America Foundation pun telah mencatat jumlah korban dari "para serigala kesepian" yang terinspirasi ideologi jihad. Mereka telah berhasil menewaskan total 17 warga Amerika di Amerika Serikat sejak peristiwa 9/11.
Menurut Bergen, beberapa orang mungkin menyatakan bahwa walau Al Qaeda sebagai organisasi mungkin pada dasarnya sudah mati, tetapi ideologinya terus menyebar dan mengilhami "para serigala kesepian" untuk menyerang Amerika Serikat. New America Foundation pun telah mencatat jumlah korban dari "para serigala kesepian" yang terinspirasi ideologi jihad. Mereka telah berhasil menewaskan total 17 warga Amerika di Amerika Serikat sejak peristiwa 9/11.
Namun,
menurut Bergen, tak perlulah hal itu terlalu dikuatirkan atau dibesar-besarkan.
Sebanyak 54 warga Amerika dilaporkan tewas setiap tahun karena tersambar petir,
tulis Bergen yang mengutip data dari Badan Cuaca Nasional AS. Dengan kata
lain, bagi warga Amerika, kata dia, petir sekitar 30 kali lebih mematikan
ketimbang terorisme berdasarkan jihad.
Sejumlah
kecil orang Amerika, kata dia, punya ketakutan yang irasional akan tersambar
petir. Menurut dia, kematian Abu Yahya Al Libi, Senin lalu, harus mengingatkan
mereka itu bahwa takut akan Al Qaeda saat ini bahkan lebih tidak rasional.
Sumber : http://internasional.kompas.com/read/2012/06/07/09385992/Pemimpin.Senior.Al.Qaeda.Hanya.Tersisa.Satu
My Opinion : Even only one person left as the leader of
Al-Qaeda i believe that there must be others like him who will replace his
place in the future. In fact that maybe the war between America and this
Al-Qaeda will still continue. This meaningless war has made many victim not
only adults but children also. This tragedy has been going on for too long and
still it don’t see any end soon. Thing like this only make chaos everywhere,
they willing to die just because some nonsense holy war ideology. This nonsense
holy war ideology indicate that they who died while doing this will go straight
to heaven. So even if this last leader of Al-Qaeda captured or died, as long as
there is people who believe in that ideology it will still continue.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar